UNIKAMA – Sebanyak 255 guru, dosen dan mahasiswa mengikuti seminar nasional yang bertajuk “Pengembangan Profesionalisme Guru dan Dosen Indonesia” yang digelar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), di auditorium Unikama, kemarin.
Kegiatan ini diikuti dari berbagai perguruan tinggi di jawa timur. Diantaranya, Universitas Negeri (UN) Malang, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Malang, IKIP PGRI Madiun, Universitas Nusantara PGRI Kediri, STKIP PGRI Sumenep, Universitas Pendidikan Indonesia, IKIP PGRI Pasuruan, Universitas Madura, Unikama, Universitas PGRI Banyuwangi. Hadir tiga pemateri, Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed, Dr. Syaiful Rachman, MM, M.Pd, dan Prof. Loerens Kaloge, M.A, P.hd.
Guru merupakan ujung tombak pendidikan yang memegang peran besar dalam proses pembelajaran di kelas. “Tak hanya berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan, guru juga berperan dalam pembentukan karakter anak didiknya. Itu sebabnya, FIP Unikama ingin berpartisipasi dalam meningkatkan kompetensi para guru,” ungkap rektor Unikama, Dr. Pieter Sahertian, M.Si.
Sebagai pengajar, dituntut memiliki kompetensi untuk mewujudkan guru dan dosen yang professional. Guru dan dosen dituntut kemampuan dan keterampilan kompetensi yang harus dimiliki. Saat ini, banyak masyarakat yang masih mempertanyakan profesionalisme guru. Dengan demikian, guru harus mengasah melalui proses penelitian, pelatihan, training, penataran dan lainnya. Dengan demikian, guru sudah memahami dan memakai konten yang akan disampaikan pada peserta didiknya, tambah rektor.
Melalui seminar tersebut, para guru mendapatkan materi tentang pendidikan karakter. Lebih dari itu, mereka juga diberi kesempatan untuk berdiskusi terkait berbagai studi kasus dan bersama-sama mencari solusi terbaik.
Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed, narasumber dalam seminar tersebut mengatakan bahwa pendidikan profesi tidak hanya merupakan investasi, tetapi juga kunci orang sukses.
“Pekerjaan guru, sebagai suatu profesi, menuntut kecakapan pemegang profesi untuk melaksanakan tugas yang kompleks, yang menuntut pikiran, keterampilan, dan sikap tertentu sesuai dengan pekerjaan yang ditanganinya,” paparnya.
Ditambahkan, kajian pendidikan dan pelatihan profesionalme semacam ini, mencakup beberapa perspektif ganda, meliputi pengintegrasian sistem belajar secara formal, informal dan nonformal. Dengan demikian, pendidikan berbasis kompetensi penting dilakukan sejak memasuki pendidikan dalam mempersiapkan guru dan dosen. (dinog)